Selasa, 22 April 2014

Menjadi Bagian Dari Rantai Keselamatan

By Belantara Indonesia


Menjadi Bagian dari Rantai Keselamatan ( Chain Of Survival ) adalah metode dari Anda untuk melakukan pertolongan pertama terhadap seseorang yang tidak sadar ketika sangat minimnya peralatan dan bantuan medis. Metode sederhana dan bisa Anda lakukan ketika orang lain membutuhkan pertolongan Anda.



1. Amankan Kondisi Sekitar
Bila Anda menemukan seseorang tidak sadar, perhatikan keadaan sekitar, adakah sumber bahaya yang dapat mencederai pasien maupun Anda sebagai penolong seperti di tengah jalur pendakian, ditepi jurang, didekat daerah rawan longsor maupun asap – asap berbahaya Kalau sumber bahaya ini tidak dapat dikendalikan, pindahkan korban ke lokasi aman dan sebisanya bertanah datar.


2. Periksa Kesadaran Korban
Panggil korban dengan suara keras dan jelas : “Bapak, Ibu, mas, mbak, om, tante.. Anda tidak apa – apa?” sambil menepuk atau menggoyang pundak korban. Apabila tidak ada respon dari korban, artinya korban benar – benar tidak sadar


3. Panggil Bantuan
Langkah berikutnya segera memanggil bantuan. Bila ada orang lain disana mintalah mereka untuk melakukannya supaya Anda bisa segera kembali ke pasien. Minta tolong untuk meminta dukungan medis maupun tim SAR.


4. Cek Nadi Korban
Pemeriksaan nadi harus dilakukan dengan cepat, tidak melebihi 10 detik dengan menggunakan dua jari. Lokasi nadi yang dapat diraba antara lain di pembuluh nadi leher ( karotis ), terletak di samping kiri dan kanan jakun. Pembuluh ini berukuran lebih besar dan lebih dekat dengan jantung dibandingkan pembuluh darah di pergelangan tangan ( radialis ), sehingga lebih mudah dirasakan. Bila nadi tidak berdenyut, segera mulai Resusitasi Jantung Paru ( RJP )


5. Lakukan RJP Dengan Mengingat Singkatan “C-A-B”
C-A-B adalah kependekan dari Chest Compression( tekanan pada dada ) – Airway ( pembebasan jalan nafas ) – Breathing ( meniupkan bantuan nafas buatan ) Rekomendasi ini dibuat oleh American Heart Association tahun 2010 berdasarkan beberapa penelitian mutakhir yang menunjukkan bahwa prioritas terhadap kompresi dada yang lebih cepat dan lebih kuat mampu menyelamatkan lebih banyak nyawa, tanpa menunda terlalu lama pemberian nafas buatan.



C : Compression
Letakkan tangan Anda, satu diatas yang lain pada sternum yaitu bagian tengah tulang dada, kira – kira diantara kedua puting.


Lokasi Kompresi
Berikan tekanan pada dada kurang lebih sedalam 2 inci ( 5 cm ), dengan lengan lurus tanpa menekukkan siku Lakukan 30 kali tekanan dengan kecepatan 100x / menit( artinya satu tekanan kurang lebih 1,5 detik ). Tetap berikan waktu rongga dada untuk membal kembali ke posisi semula diantara tiap tekanan yang diberikan agar jantung mendapat kesempatan untuk terisi darahkembali.


Satu siklus kompresi yang terdiri dari 30 kali tekanan dada hanya memerlukan waktu 18 detik saja. Bila ada interupsi atau ingin bergantian untuk melakukan kompresi, jeda waktunya jangan melebihi 10 detik.


Saat melakukan RJP, perhatikan posisi poros lutut anda jangan terlalu jauh dari tubuh pasien agar anda tidak mudah lelah.


A : Airway
Perhatikan daerah dalam mulut korban, bila ada sisa makanan atau benda asing yang menghalangi, bebaskan jalan nafas memakai jari dengan gerakan mengorek keluar. Hati – hati jangan sampai semakin terdorong ke dalam. Selalu periksa jalan napas, apakah ada yang menghalangi atau tidak


Lakukan manuver head tilt – chin lift untuk melapangkan jalan nafas. Caranya dengan mendongakkan dahi ke belakang dengan satu tangan, dan mengangkat dagu ke atas dengan dua jari tangan lainnya. Bila Anda curiga ada cedera leher, kerjakan dengan perlahan tanpa manipulasi berlebihan pada leher. Pindahkan tangan yang tadinya di dahi korban untuk menjepit hidungnya, sementara dua jari tangan lain tetap mengangkat dagu korban.


B : Breathing
Tarik nafas dan hembuskan perlahan nafas buatan ke mulut korban selama 1 detik. Bila tiupan terlalu kuat, kadang – kadang udara bisa meleset masuk ke lambung. Karena itu sambil meniup biarkan mata melirik ke dada, apakah mengembang naik atau tidak seiring masuknya udara ke paru – paru.


Pastikan mulut Anda menempel rapat ke mulut korban sehingga udara yang diberikan efektif dan tidak bocor keluar lagi. Bila nafas buatan belum masuk dengan benar, posisikan kepala kembali dan ulangi. Apabila sudah masuk maka nafas buatan diberikan sekali lagi, sehingga totalnya adalah dua hembusan efektif.


6. Lanjutkan RJP
Ulangi siklus pemberian 30 kompresi dada + 2 nafas buatan RJP harus dilakukan setidaknya selama 2 menit ( 5 siklus kompresi + nafas buatan ) sebelum memeriksa kembali denyut nadi.


Lanjutkan RJP hingga : ada orang lain yang menggantikan Anda, tenaga medis datang, atau kembalinya tanda – tanda kehidupan ( denyut nadi / gerakan nafas ) Bila anda terlalu lelah untuk melanjutkan berhentilah untuk istirahat sejenak jangan sampai justru Anda yang akhirnya butuh pertolongan.


7. Posisi Pemulihan Bila RJP Berhasil
Bila RJP berhasil dimana nadi dan nafas spontan sudah nyata, maka korban diberikan posisi pemulihan untuk mencegah tersedak bila korban tiba – tiba muntah.


Caranya letakkan lengan korban yang terdekat dengan Anda terlentang dengan telapak menghadap ke atas. Lalu, letakkan tangan lainnya diatas dada. Angkat lutut korban yang terjauh sehingga kaki korban menekuk dan telapak kaki menjejak lantai.


Tarik lutut korban ke arah Anda sehingga pasien / korban akan terguling ke sisi. Kemudian, tarik telapak tangan yang tadi diatas dada ke bawah kepala sebagai bantalan, sehingga telapak tangan yang bersentuhan dengan lantai dan kepala tersanggah oleh punggung tangan.


Bagaimana? Sederhana bukan, mungkin ada perbedaan tipis antara hidup dan mati seseorang. Anda adalah bagian dari rantai keselamatan( chain of survival ) dan perpanjangan tangan tenaga medis. Semoga bermanfaat. Courtesy Alap – Alap Merbabu

Source: Belantara Indonesia


    




Menjadi Bagian Dari Rantai Keselamatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar