Selasa, 08 April 2014

Di Balik Raungan Harimau

By Belantara Indonesia


Kebun binatang tidak sekedar sebuah etalase bagi satwa nan eksotik. Jauh menyusup ke bagian terdalam yang tak terjamah pengunjung, ada kerja keras dan cinta tak terbendung yang mengalir demi menyelamatkan binatang langka dari jurang kepunahan.




Harimau sumatera ditempatkan di kandang khusus penangkaran di Taman Safari Indonesia. Penangkaran harimau sumatera di tempat tersebut merupakan yang terbesar di dunia.

Rambu – rambu larangan masuk terpancang di salah satu sudut Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Di ujung jalan menanjak yang dilingkupi pepohonan besar nan rindang terdapat kandang – kandang berteralis besi dengan 18 ekor harimau sumatera.


Salamah, harimau sumatera yang buntung dan cuma punya tiga kaki, bermalas – malasan di ujung kandang. Tak seorang pun tahu berapa umur Salamah yang sudah belasan tahun menjadi penghuni Taman Safari.


Kaki Salamah cacat akibat terkena jerat. Karena kecacatan itu, tak ada harimau jantan yang melirik dan mau mengawininya. Akhirnya, Salamah yang memang bertugas membentuk generasi baru harimau itu menjalani kawin suntik.


Kalau berhasil, bayi harimau pertama dari inseminasi buatan akan lahir akhir Januari. Di negara maju pun, inseminasi buatan belum berhasil. Meski cacat, secara genetik sangat bagus karena dari alam liar.


Tak hanya Salamah, ada pula Bimo, harimau sumatera yang sudah sekarat ketika pertama kali dibawa ke Taman Safari. Bimo keracunan insektisida karena habitatnya tergusur perkebunan kelapa sawit. Kini, Bimo bisa memamerkan gigi – giginya yang tajam saat menyeringai dan mengaum dengan keras.


Ada pula harimau sumatera bernama Cane yang sudah berusia lebih dari 20 tahun dan tergolong gampang punya anak secara alamiah. Meski gigi – gigi Cane sudah ompong, ia masih menunjukkan keberingasan dan seringai marah ketika didekati. Di alam liar, harimau sumatera maksimal mencapai usia 15 tahun.


Bimo, Salamah, dan Cane tergolong lebih beruntung dibandingkan dengan nasib harimau sumatera lain yang ditombak dan ditembak warga hingga mati. Harimau hasil tangkapan dari alam liar umumnya tidak akan dilepas untuk tontonan pengunjung di Taman Safari.


Terbesar Di Dunia
Pusat penangkaran harimau sumatera di Taman Safari merupakan yang terbesar di dunia. Penangkaran tersebut tak bertujuan komersial, tetapi untuk pemurnian genetik. Keragaman genetik harimau sumatera ditingkatkan sehingga kualitasnya pun terdongkrak.


Jika perkawinan harimau sedarah terjadi ( antar induk – anak, anak dengan anak, dan seterusnya ), lama kelamaan ukuran harimau akan mengecil dan mudah sakit. Bahkan, setelah beberapa generasi spesies tersebut bisa punah. Untuk itu, petugas harus benar – benar mencatat riwayat genetik agar koefisien inbreeding menjadi nol alias tidak ada perkawinan sedarah.


Sperma dari tujuh pejantan harimau pun sudah dikoleksi dalam nitrogen cair yang bisa awet hingga puluhan tahun. Banyak kebun binatang luar, seperti Australia, Jepang, dan Amerika, mengincar harimau Indonesia karena kemurnian genetiknya di atas 90 persen. Kompas

Source: Belantara Indonesia


    




Di Balik Raungan Harimau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar