Rabu, 19 Februari 2014

Tanaman Invasif Di Oro - Oro Ombo Semeru

By Belantara Indonesia


Oro – Oro Ombo adalah hamparan sabana luas di tengah – tengah Gunung Semeru. Tempat ini sering di jadikan salah satu destinasi bagi para pendaki selain Ranu Kumbolo. Di sana periode Januari – Agustus pendaki akan mudah menemukan bunga – bunga yang nampak indah yang kata banyak pendaki adalah bunga Lavender.



Benarkah itu bunga Lavender yang katanya bisa mengusir serangga maupun nyamuk? Ternyata bukan! Itu adalah tanaman asing yang bernama Verbena Brasiliensis Vell, yang tumbuh invasif di Gunung Bromo. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Selatan itu diketahui sudah membentuk hamparan luas di Oro – Oro Ombo Semeru.


Tanaman itu kini ‘menguasai’ lahan seluasa 20 – an hektare Oro – Oro Ombo yang sebelumnya hanya berupa padang rumput ( sabana ) itu. Bunga Verbena Brasiliensis Vell ini berwarna ungu, mirip warna bunga Lavender.


Kombinasi warna kuning kehijauan dan ungu membentuk lanskap indah mirip taman bunga di beberapa negara Eropa, terutama Belanda dan Prancis. Tak heran bila banyak pendaki menyempatkan berpose di lapangan luas di pos 5 ( dari 10 pos ) pendakian di Gunung Semeru tersebut.


Tetapi keindahan tanaman itu tak berarti baik untuk Semeru. Ada ancaman ekologis di balik keindahan itu. Tanaman ini bisa menjadi masalah serius seperti halnya Salvinia molesta ( kiambang atau kayapu ) yang sempat menutupi permukaan air Ranu Pani pada Juni – Juli tahun lalu, atau serangan akasia berduri ( Acacia nilotica ) di Taman Nasional Baluran yang sampai sekarang belum sepenuhnya teratasi.




Verbena Brasiliensis Vell

Hingga kini belum ada yang mengekspos bahaya laten dari Verbena brasiliensis Vell. Kebanyakan pendaki mengira itu Lavender, padahal bukan.


Verbena brasiliensis berasal dari keluarga Verbenaceae yang merupakan tumbuhan semak tahunan atau berumur pendek. Tanaman ini tumbuh tegak setinggi antara 1,5 sampai 2 meter, dengan batang segi empat seperti keluarga Verbenaceae lainnya, serta berbulu kasar di tiap persegi.


Cabang atas panjangnya 4 – 9 sentimeter, berpasangan, dan naik. Daun berpasangan ( composit ), berbentuk bulat memanjang yang sederhana dan bergerigi ( serate ), dengan panjang 4 -10 sentimeter dan lebar antara 0,8 sampai 2,5 sentimeter.


Perbungaan silinder pada ujung cabang ( terminal ), umumnya 3 silinder yang berukuran antara 0,5 sampai 7 sentimeter dan berdiameter antara 0,5 sampai 0,7 sentimeter. Bunga berwarna ungu yang muncul dari silinder perbungaan kadang – kadang tiga kuntum bersamaan.


Verbena brasiliensis mereproduksi diri secara seksual dengan memproduksi benih. Tanaman ini mulai tumbuh, berbunga, hingga mengering sepanjang Januari – Agustus. Buahnya sangat kecil sehingga mudah sekali terpencar oleh angin, lengket di tubuh pendaki atau lengket di tubuh binatang. Itu sebabnya penyebaran Verbena brasiliensis bisa meluas di dalam kawasan TNBTS.


Di tempat asalnya Verbena brasiliensis biasa tumbuh di padang rumput, zona riparian, daerah perkotaan dan lahan basah. Ia biasa dijadikan sebagai tanaman hias dan dibudidayakan untuk taman.


Meski tampak indah, kehadiran Verbena brasiliensis justru mencemaskan. Tanaman asing ini bersifat invasif, bisa terus mendominasi dan menguasai habitat sehingga menggusur spesies tanaman asli TNBTS, seperti sabana di Ranu Kumbolo, Oro – Oro Ombo, Jambangan, dan Kalimati. Ekosistem pun kemudian terganggu.


Diduga Verbena brasiliensis masuk ke kawasan TNBTS pada masa kolonialisme. Berdasarkan buku Flora Pegunungan Jawa karya van Steenis. Pada masa kolonial daerah Nongkojajar di Pasuruan menjadi loji ( kompleks perumahan Belanda ) dan di sana hidup seorang ahli botani yang gemar mendatangkan jenis – jenis tumbuhan dari luar negeri, termasuk Verbena brasiliensis.


Kini, Verbena brasiliensis menyebar hampir merata di wilayah Semeru bagian barat, di tepi jalan dari Coban Trisula hingga Ranu Pani, padang rumput dan riparian Ranu Regulo, zona riparian Ranu Pani, Ranu Kumbolo, sepanjang jalur pendakian Ranu Pani – Cemoro Kandang. Tanaman itu juga bisa dijumpai di sabana Bromo, Penanjakan, dan Blok Argowulan.


Penyebaran Verbena brasiliensis bisa dikendalikan dengan cara mengisolasinya. Ia tak harus ditanam atau dijual sebagai tanaman hias. Pemanenan bunga sebelum buahnya masak juga dapat mengurangi resiko penyebaran biji.


Keberadaan Verbena brasiliensis bisa pula dimusnahkan dengan pembabatan dan atau mencabut tumbuhan secara berkala sebelum musim berbunga. Pemusnahan dengan cara menggunakan herbisida sintetik, apalagi dengan membakar, dilarang. Namun, hingga sekarang, upaya penanggulangan tersebut belum pernah dilakukan. src


Bunga Lavender
Bunga Lavender nama latinnya Lavandula afficinalis syn.L. angustifolia ( Lamiaceae ), berbentuk kecil dan berwarna ungu, itulah penampakan bunga Lavender. Tanaman ini berasal dari Eropa, tepatnya di wilayah Perancis. Ia digunakan sebagai parfum. Perlengkapan upacara keagamaan ( ritual ) dan tanaman obat sejak zaman Romawi kuno.




www.belantaraindonesia.org
Bunga Lavender

Sebutan bunga Lavender bagi orang Roma adalah Lavare yang artinya menyegarkan. Tumbuh baik di ketinggian 600 –1.350 Mdpl di mana semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin baik kualitas minyak yang dihasilkannya.


Perbanyakan tanaman Lavender biasanya dengan menggunakan bijinya. Biji – biji yang tua dan sehat disemaikan. Bila sudah tumbuh, dipindahkan ke polybag. Ketika tingginya mencapai 15 – 20 cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau ditanam di halaman rumah. Warna ungu yang menarik ini dapat digosokkan ke kulit, selain aroma wangi, Anda pun akan terhindar dari gigitan nyamuk. src

Source: Belantara Indonesia


    




Tanaman Invasif Di Oro - Oro Ombo Semeru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar