Jumat, 21 Februari 2014

Mendaki Lawu Jumlah Pendaki Jangan Ganjil

By Belantara Indonesia


Gunung Lawu di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur memang memiliki keunikan tersendiri, dimana aura mistis bisa dirasakan secara langsung. Hal itu dikarenakan Gunung Lawu merupakan pusat spiritual di Pulau Jawa dan sebagai peradaban kerajaan pertama di Pulau Jawa.




Konon raja pertama dipercaya sebagai utusan dewa dari kayangan yang terkesima melihat pesona yang tersimpan di Gunung Lawu.


Gunung ini dahulu kala bernama Wukir Mahendra. Karena keindahannya, maka diutuslah keturunan dewa untuk mendirikan kerajaan pertama di Pulau Jawa. Namun hal itu terjadi pada masa prasejarah, sehingga keabsahannya sulit di buktikan. Hanya bekas – bekasnya saja yang masih dapat kita saksikan sampai sekarang.


Menurut cerita sejarah geologi, nama Wukir Mahendra lama – kelamaan sirna bersamaan ledakan dahsyat yang membelah Wukir Mahendra menjadi berkeping – keping, dan konon puncak kepundennya terlempar hingga sekarang menjadi puncak gunung teraktif di dunia, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Kelud.


Adapun puncak yang tidak berapi berhamburan membentuk pegunungan sewu yang membentang dari wilayah Lawu hingga Gunung kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan puncak tertinggi terlempar menjadi Gunung Purung di lereng barat, dan Gunung Lima di Pacitan.


Hal itu dibuktikan lagi bahwa kawah Gunung Lawu malah berada sekitar selter II Taman Sari, padahal Telaga Kuning dan Lembung Silayur adalah kawah tua yang sudah tidak berfungsi. Mengingat Gunung Lawu berjenis strato volcano ( gunung berapi ), namun saat ini merupakan ia adalah gunung berapi yang sedang tidur.


Berkat kedahsyatan letusan Gunung Lawu purba dan Gunung Merbabu purba, tersingkaplah lapisan tanah di sekitarnya sehingga terungkaplah jejak manusia purba yang pernah mendiami tanah Jawa dari jaman sesudah jaman es.


Di bandingkan gunung yang lain di Pulau Jawa, masih banyak gunung yang ketinggiannya melebihi Gunung Lawu, namun kita tidak boleh meremehkan saat mendakinya. Ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar yang pada hakekatnya merupakan semata – mata demi keselamatan. Diantaranya janganlah kita mendaki ke puncak lawu dalam rombongan yang ganjil jumlahnya, karena hal itu akan membawa sial dalam rombongan itu.



Selain itu, para pendaki juga tidak boleh berlaku sombong, berlaku mesum, dan melakukan perbuatan yang tidak terpuji lainnya. Juga pantangan untuk memakai pakaian yang berwarna hijau daun.


Tidak boleh mengeluh, misalkan kita mengeluh lelah maka stamina kita akan mendadak menurun, mengeluh dingin maka kita akan kedinginan, bila kita mengeluh lapar maka kita akan kelaparan, bila datang ampak – ampak atau kabut dingin disertai suara gemuruh, jangan di lawan, tiarap ke tanah akan lebih baik.


Dan yang paling penting jangan merusak alam, tumbuhan, hewan, dan lainnya.


Gunung pada umumnya berbentuk kerucut, dan puncak gunung adalah kesunyian. Bila kita bisa mencapai pada kesunyian diri, maka hanya Tuhan yang ada dalam hati dan pikiran kita. Dengan begitu mudahlah kita memilih jalan terbaik buat hidup kita.

Source: Belantara Indonesia


    




Mendaki Lawu Jumlah Pendaki Jangan Ganjil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar