Minggu, 16 Februari 2014

Letusan Gunung Kelud Dari Masa Ke Masa

By Belantara Indonesia



Gunung Kelud dengan ketinggian 1.731 Mdpl merupakan gunung aktif di wilayah Kabupaten Kediri Jawa Timur. Gunung Kelud termasuk Gunung Api tipe strato dengan danau kawah yang tingginya 1113,9 meter. Gunung ini tercatat pernah meletus sebanyak 25 kali.




Pemandangan puncak Sumbing di kawasan Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur

Secara administratif, gunung api berketinggian 1.731 meter dari permukaan laut ( mdpl ) ini terletak di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang. Sementara, puncak kawah Gunung Kelud terletak di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.


Kelud tercatat sebagai salah satu gunung teraktif di Jawa Timur. Merujuk penelitian Lembaga Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat, selama seabad atau 100 tahun terakhir tercatat letusan Gunung Kelud hampir 40 kali.


Letusan 1586
Menurut surat kabar The Age yang terbit sejak tahun 1854, letusan Gunung Kelud menyebabkan lebih dari 10.000 orang meninggal dunia.


Gunung Kelud memiliki tiga puncak yakni Puncak Kelud yang merupakan puncak tertinggi terletak di timur laut kawah, Puncak Gajah Mungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing di sisi selatan.


Berdasarkan buku Data Dasar Gunung Api di Indonesia, jumlah korban saat itu diperkirakan mencapai lebih dari 10 ribu orang –jumlah yang sangat besar mengingat populasi penduduk di sana saat itu masih sangat sedikit. Letusan pada 1586 itu diperkirakan memiliki kekuatan Volcanic Explosivity Index ( VEI ): 5. Ini setara letusan Gunung Pinnatubo di Filipina pada 1991.




Kawah Kelud Tahun 1901

Sebagai perbandingan kekuatan letusan, Gunung Tambora yang meletus pada 1815 berkekuatan VEI = 7 mengakibatkan 92 ribu orang meninggal dunia. Sementara, letusan Gunung Krakatau pada 1883 yang berkekuatan VEI = 6 mencerabut nyawa 36.400 warga. Letusan Krakatau yang VEI = 6 itu setara dengan 150 -175 megaton dinamit atau setara dengan 7,500-8,750 bom atom Hiroshima — 1 bom Hiroshima kira – kira termal energinya 20 kiloton.


Gunung Kelud termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo – Australia terhadap lempeng Eurasia. Sejak 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek ( 9 – 25 tahun ), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.


Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah ( hingga akhir 2007 ) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat aktivitas vulkanik pada 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air.


Puncak – puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah..


Satu sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada 1926 — masih berfungsi hingga kini — setelah letusan pada 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu permukiman penduduk.


Letusan 1919
Letusan pada 1919 termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa, merusak 15.000 hektare lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 kilometer. Kendati di Kali Badak, telah dibangun bendungan penahan lahar pada 1905. Selain itu, Hugo Cool pada 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.




www.belantaraindonesia.org
Kaldera Kelud Tahun 1919

Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan rampung pada 1926. Secara keseluruhan dibangun 7 terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai pada 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.


Letusan 1990
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu. Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai 1994.




www.belantaraindonesia.org
Danau Kawah Kelud Tahun 1990

Kegiatan vulkanik Gunung Kelud meningkat pada akhir September 2007. Dan terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh.


Status Awas ( tertinggi ) dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung ( lebih kurang 135 ribu jiwa ) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.


Sempat agak mereda, aktivitas Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada 3 November 2007, tepat sekitar pukul 16.00 WIB, suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius — jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius — sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak.


Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar ( lebih dari 35 mm ) mengakibatkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.




www.belantaraindonesia.org
Kawah Kelud 1966

Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah – tengah danau kawah sejak 5 November 2007 dan terus `tumbuh` hingga berukuran selebar 100 meter.


Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma, sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan 1990.


Sejak peristiwa tersebut, aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi Siaga. Namun, danau kawah Gunung Kelud praktis `hilang` karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.


Letusan 13 February 2014
Aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak akhir 2013. Aktivitas gunung ini sebelumnya terjadi pada November 2007. Saat itu, aktivitas kegempaan meningkat dan diakhiri dengan erupsi efusif yakni peristiwa keluarnya magma dalam bentuk lelehan lava.




www.belantaraindonesia.org
Kelud 2007

Lava itu akhirnya membentuk kubah lava dan melenyapkan danau kawah yang sebelumnya ada.


Pada 10 Februari 2014, status Gunung Kelud meningkat menjadi siaga dan meningkat lagi menjadi awas pada 13 Februari 2014 pukul 21.15 WIB.


Aktivitas vulkanik Gunung Kelud meningkat yang didominiasi gempa vulkanik dangkal ( VB ) dan vulkanik dalam ( VA ). Letusan pertama terjadi pada pukul 22.50 WIB.




www.belantaraindonesia.org
Kelud 2014

Gunung Kelud memuntahkan sejumlah material setinggi 17 km. Dari catatan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi ( PVMBG ), semalam erupsi berlangsung sekitar tiga jam dengan jumlah material yang dimuntahkan sekitar 100 juta hingga 120 juta meter kubik.


PVMBG mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Kelud dalam radius 10 km. Hingga kini statusnya masih di level 4, yaitu awas.


Source: Belantara Indonesia


    





Letusan Gunung Kelud Dari Masa Ke Masa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar