Selasa, 26 November 2013

Ama Dablam, Kalung Bunda Himalaya

By Belantara Indonesia


Bagi para penggila petualangan di belantara Himalaya Nepal, Ama Dablam merupakan salah satu titik surga lansekap para trekker yang akan menjelajah ke wilayah pegunungan Everest di Nepal. Sosok Ama Dablam setinggi 6856 mdpl ini menjulang meraih langit dibagian timur Khumbu Everest di kawasan Sagarmatha National Park. Keindahannya sanggup menyihir mata untuk tak berkedip, kegagahannya sanggup membuat beku keinginan Anda untuk pulang ke rumah.




Ama Dablam yang berarti Kalung Ibu karena wujud dua punggungan panjang yang terletak disebelah kanan dan kiri gunung cantik ini menyerupai tangan ibu ( Ama ). Sedangkan gletser yang menggantung di sisi bagian barat gunung ini diibaratkan serupa kalung ( Dablam ) khas wanita Sherpa.


Dunia mendaulat Ama Dablam sebagai salah satu pegunungan dengan bentuk terindah di muka Bumi ini. Di tahun 1961, Sir Edmund Hilarry bersama kelompok ekspedisi dari New Zealand, UK, dan USA mulai mendaki pegunungan ini.


Predikat awal Unclimbable atau tidak mungkin didaki pun akhirnya berubah menjadi Fantastically Difficult atau pendakian dengan kesulitan yang fantastis. Tim Ekspedisi tersebut berhasil membuka jalur pendakian South West Ridge atau Penggungan Barat Daya. Saking tertariknya pada gunung ini, seorang pendaki asal Amerika pernah menjulukinya sebagai “A near perfect Climb on a near perfect mountain.”


Untuk melihat keindahan gunung ini memang memerlukan usaha yang terbilang tidak mudah. Dari Ibukota Khatmandu Nepal, anda masih harus terbang menuju Lukla, desa tertinggi di Himalaya. Pun masih harus melakukan pendakian beberapa hari untuk mencapai keindahan gunung ini.


Namun ketika berjumpa dengannya, semua lelah seakan sirna terbius keinadahannya. Waktu terbaik untuk melihat keindahan gunung ini adalah dibulan April hingga Mei, dan September hingga Oktober.


Jalur Punggungan Barat Daya

Pendakian gunung Ama Dablam akan dimulai dari base camp yang berada pada ketinggian 4.450m. Perjalanan menuju camp 1 yang berada pada ketinggian 5.400m akan menyuguhkan pemandangan indah deretan gunung es di bagian barat Himalaya. Menjelang tiba di camp I akan melalui sebuah daerah yang disebut sebagai Granite Boulder Field.




gapaitinggi

Camp I menuju Camp II ( 5.750m )


Selepas camp 1 pendaki sudah harus mulai menggunakan tali pengaman karena terjalnya medan yang harus dilalui, baik pada tebingan batu juga lereng bersalju. Tepat sebelum camp 2 para pendaki akan dihadapkan pada Yellow Tower, pendaki harus akan memanjat tebing batu curam ini dengan alat bantu naik, jumar, untuk bisa tiba di atasnya.


Camp 2 menuju Camp 3 ( 6400m )

Tantangan terbesar menuju camp 3 adalah tebing batu curam berbentuk menara yang berselimut salju setinggi 20m yang disebut Grey Tower. Rute pendakian kemudian berlanjut dengan medan curam menuju Mushroom Ridge, igir – igir sempit yang diselimut salju, hingga tiba di teras dekat dengan dataran salju lokasi camp 3. Bagian akhir menuju puncak adalah dinding es dengan tingkat kemiringan 40 derajat disambung dengan padang salju sebelum akhirnya di puncak Gunung Ama Dablam.




www.belantaraindonesia.org
gapaitinggi

Menggunakan metode pendakian Himalayan, pendakian ke Puncak Ama Dablam dari Base camp akan memakan waktu kurang lebih 15 hari . Termasuk dalam 15 hari tersebut adalah proses aklimatisasi, mengatur dan memindahkan perbekalan dari base camp ke camp – camp berikutnya, dan menambah ketinggian secara bertahap.



Musim gugur tahun depan, 5 orang dari kalangan professional dan peminat kegiatan petualangan alam bebas dari Jakarta berencana untuk mendaki Gunung Ama Dablam yang terletak di jantung wilayah Khumbu Everest, tepatnya di lintasan jalur menuju Everest Base Camp. Dari Berbagi Sumber

Source: Belantara Indonesia


    




Ama Dablam, Kalung Bunda Himalaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar