Mengapa Gagal Mendaki Gunung? Pertanyaan yang sering kita dengar atau justru kita ungkapkan. Tentu hal itu bisa terjadi pada siapapun, pada pendaki dimanapun. Pada intinya, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya sebuah pendakian gunung. Apa sajakah itu?
Property Fitri |
1. Faktor Intern
Seperti kondisi fisik, pengetahuan dan persiapan. Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif ( subjective danger ). Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin.
2. Faktor Ekstern
Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif ( objective danger ). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.
Tidak lagi bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat.
Daya tahan ( endurance ) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam – jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak. Bila tidak biasa berolahraga, calon pendaki sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum pendakian. Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari – lari santai.
Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang.
Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru – paru menyedot oksigen ( Volume O2 maximum / VO2 max ). Latihan push up, sit up, pull up sebaiknya juga dilakukan untuk memperkuat otot – otot.
Mendaki gunung yang baik dengan melangkah perlahan dalam langkah – langkah kecil dan dalam irama tetap. Dengan berjalan seperti itu, pendaki dapat mengatur napas, dan menggunakan tenaga se – efisien mungkin.
Source: Belantara Indonesia
Mengapa Gagal Mendaki Gunung?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar