Satria Piningit, sebuah kalimat yang pada era dahulu hingga sekarang selalu di nantikan kemunculannya. Untuk apa? Untuk memimpin Indonesia sebagaimana impian semua rakyat, Indonesia akan makmur, toto titi kerto raharjo, gemah ripah loh jinawi. Kemudian fenomena Satria Piningit tersebut akankah muncul di era Pilpres tahun 2014 ini?
Juru ramal asal Tibet, Suhu Bingo ( 70 ), yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur menyebut, Pilpres tahun ini, Indonesia akan kedatangan Satrio Piningit, yang memiliki kecerdasan, berilmu tinggi, dan berwibawa. Mitos Satrio Piningit adalah urutan ke tujuh dari pemimpin negeri, di saat kehancuran dan karut marut negeri sedang berlangsung.
Sosok Satrio Piningit adalah titisan dari Mbah Semar, pemimpin Punakawan dalam sejarah pewayangan. Sesuai ramalan, Satrio Piningit juga kata lain dari nama Sabdo Palon yang muncul saat Kerajaan Majapahit mengalami kekacauan.
“Satrio Piningit lahir dari Jawa. Dia akrab dipanggil dengan sebutan khas orang Jawa, entah dengan panggilan ki, kanjeng, cak, le atau dengan sebutan khas Jawa yang lain,” kata ahli tafsir ramalan Jawa itu.
Suhu Bingo merinci urutan kelahiran atau kemunculan Satrio Piningit, jika dikaitkan dengan presiden yang akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan.
Yang pertama adalah, Satrio Murwo Kinunjuro yang artinya kurang lebih Jagad Penjara. Sosok pemimpin yang pertama ini, begitu dikenal hingga penjuru dunia. Bahkan, sebelum dinobatkan sebagai pemimpin, dia kerap keluar masuk penjara. “Untuk pemimpin yang ini, cocok jika dikaitkan dengan Presiden Soekarno,” papar dia.
Soekarno atau Bung Karno, sebelum menjadi Presiden RI yang pertama kerap keluar masuk penjara di zaman penjajahan dan kemudian saat menjadi presiden, Bung Karno cukup disegani pemimpin – pemimpin dunia. Namanya sangat dikenal hampir di seluruh negeri di belahan dunia.
Kemudian yang kedua adalah Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar. Artinya pemimpin yang memiliki wibawa karena kekuasaan dan hartanya. Namun, akhirnya jatuh dan tersandung masalah dan diserang oleh orang – orang yang di sekelilingnya. Sosok ini cocok dengan figur Presiden Soeharto, yang lengser saat Reformasi 98.
Yang ketiga, Satrio Jinumput Sumela Atur. Pemimpin yang diangkat karena terpungut atau spontan. Sayangnya, dia tidak lama menjadi pemimpin, karena akhirnya dilengserkan. Sosok ini sesuai dengan kisah BJ Habibie, yang diangkat setelah Soeharto lengser. Dia hanya sebentar menduduki kursi RI 1, yang kemudian digantikan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Yang keempat adalah Satrio Lelono Tapa Ngrame. Pemimpin yang keempat ini ini bersifat pengembara dan disegani oleh dunia. Kereligiusan Sang Maestro, tak diragukan lagi. Dengan sifat dan kearifannya, dia sangat disegani dan dikenang hingga akhir hayat. Dan dialah sosok Gus Dur yang sempat mewarnai Istana Kepresidenan.
Selanjutnya, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, yang artinya aura kepemimpinan dari karismanya berasal dari keturunan atau titisan. Dialah sosok Megawati Soekarnoputri, anak dari Presiden Soekarno.
Yang ke enam adalah Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, yang artinya pemimpin yang berpindah ( boyongan ) untuk membuka pintu kesejahteraan dan tidak pernah tinggal di rumahnya sendiri. Dan dialah Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) yang tidak pernah tinggal di rumahnya sendiri untuk membuka gerbang keemasan Indonesia.
Dan yang dinanti – nanti, atau yang terakhir adalah Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Yaitu, pemimpin yang bertakwa dan benar – benar taat pada hukum. Dia sosok pemimpin yang cerdas. Ketaatannya pada hukum, menjadikan kewibawaannya menjadi sangat luar biasa.
Siapakah dia? Sosok pemimpin ketujuh atau Satrio Piningit inilah yang kita nanti – nanti pada Pilpres mendatang. src
Source: Belantara Indonesia
Fenomena Satria Piningit Yang Memimpin Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar