Mendaki gunung dan para pendaki adalah padanan kata sempurna dan banyak di puja oleh banyak kalangan sebagai sebuah kegiatan yang mewah bagi penggemar dan pecintanya. Bisa mendaki dan menjadi seorang pendaki merupakan kedudukan yang dihormati dalam pergaulan sejak dulu hingga saat ini.
Mendaki memang menjadi kegemaran bagi beberapa anak muda yang anti – hedon dengan mengangkat kakinya menuju tempat yang paling jauh dari budaya – budaya hedon perkotaan, istilahnya kembali ke masa lalu, ke tempat yang tak ada apa – apa selain kumpulan makhluk Tuhan baik itu manusia, hewan, pepohonan dan tumbuhan lainnya, serta yang gaib juga marak dan berdampingan dengan kita di sana.
Kemudian apa yang dicari seorang pendaki di sana, dan mengapa mendaki merupakan kegiatan yang murah meriah tapi efeknya dalam pergaulan begitu luar biasa, sebenarnya tidak ada apapun yang dikatakan begitu “wah” di sana, toh kita hanya menyiksa diri dengan perjalanan yang panjang, kedinginan, dan tidur yang tidak nyaman, yang kemudian dicari oleh para pendaki di sana.
Mengutip dari rangkaian kalimat Soe Hok Gie: “Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna, Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan”
Ya, cinta dan keindahanlah yang dicari di sana, jauh dari kejenuhan dan bertegur sapa dengan alam yang berdamai dengan kita dan tak menjadi homo homini lupus seperti kebanyakan makhluk dunia era sekarang.
Menggapai puncaknya adalah sebuah kepuasan tersendiri dan bentuk kesyukuran pada Ilahi betapa indahnya alam raya dan kehadiran kita yang kecil ditengah – tengahnya tak pernah merasa kesepian dengan beragamnya ciptaan – Nya.
Sesuatu yang langkah dan mahal ketika mata kita bisa melihat secara langsung keindahan dan cinta Ilahi lewat keindahan alamnya, oleh karena itu mendaki dan pendaki merupakan orang – orang yang diistimewakan untuk melihat keajaiban yang sebenarnya. Ahmadharakan
Source: Belantara Indonesia
Kenalilah Pendakianmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar