Dalam banyak kisah sering kita mendengar tentang penampakan sosok yang menyerupai manusia di wilayah Pasar Setan di lereng gunung. Tidak hanya penampakan sosok, tetapi juga terkadang ada fenomena suara aneh yang bisa terdengar. Benarkah?
Di rute pendakian di Gunung Sumbing setelah lokasi Tanjakan Setan ternyata saat beristirahat diketahui menampakkan keramaian seperti pasar. Di sana bahkan kemudian dijumpai sesosok jasad bersemedi yang sudah membeku yang terlihat oleh seluruh tim pendaki. Walaupun setelah akan diabadikan dengan kamera, hal ini tidak berhasil.
Di lokasi berdekatan bahkan mereka menjumpai beberapa sosok lima sosok wanita menempel di perbukitan yang terlihat jelas oleh beberapa anggota rombongan.
Suasana mistis yang sama kemungkinan besar juga pernah dihadapi oleh banyak pendaki di lokasi jalur pendakian gunung yang lain. Misal di Gunung Slamet, lokasi pasar bubrah yang ada bahkan cenderung lebih terkesan angker. Untuk jalur pendakian dari Kutabawa, harus melewati pasar bubrah yang cukup luas sebelum mencapai daerah puncak gunung.
Keangkeran seperti ini dapat saja dipahami karena suasana saat itu mendukung, kelelahan pendaki setelah berjalan jauh, kegelapan malam dan faktor kondisi alam akibat tekstur gunung, seringkali menyebabkan terjadinya halusinasi.
Dari sisi alam gaib, memang tidak dipungkiri bahwa bisa jadi jin akan muncul menampakkan diri untuk menggoda dan mengganggu iman para pendaki. Toh kita memang wajib beriman pada keberadaan hal – hal yang gaib sepanjang tidak sampai membawa ke kemusyrikan.
Suasana angker di daerah pasar setan seringkali ditambah akibat keberadaan bekas nisan atau monumen prasasti untuk memperingati meninggalnya pendaki di lokasi itu. Untuk diketahui bahwa di lokasi itu, sebenarnya tidak ada kuburan. Jadi kalau ada pendaki yang meninggal dunia maka selalu akan dibawa turun untuk dimakamkan oleh pihak keluarga di daerah asalnya atau tempat lain.
Kalau ada bentuk semacam kuburan, maka itu sebenarnya hanya penanda saja atau lebih berupa prasasti peringatan. Tetapi memang keberadaan hal ini menjadi lokasi terlihat lebih menyeramkan.
Pasar Setan Di Siang Hari
Pada siang hari, keberadaan Pasar Setan akan tidak terasa oleh pendaki. Hal ini karena keberadaan sinar Matahari yang mampu menerangi seluruh daerah. Pendaki umumnya lebih terpukau pandangannya oleh pemandangan alam yang tersaji luas. Keindahan alam seperti ini betul – betul akan menarik perhatian dan dapat melupakan keberadaan pasar setan yang ada sebelumnya.
Bayangan keangkeran di siang hari biasanya akan musnah, karena di siang hari kondisi angin relatif lebih kecil sehingga suara ribut pun menjadi tidak terdengar. Kita yakin kalau mengalami gejala angin ribut di lokasi itu pada siang hari, maka fenomena suara – suara pasar setan pun akan terdengar kembali dalam nuansa yang berbeda.
Walau bagaimanapun di siang hari di lokasi pasar setan ini, kewaspadaan dan pantangan untuk selalu menjaga tingkah laku kita tetap harus dilakukan. Sering tingkah laku yang kelewatan atau sikap yang sombong membuat kita lalai, padahal lokasi jalur pendakian sering kali menyesatkan atau rawan dengan kejadian kecelakaan. Oleh karena itu kita tetap selalu menjaga konsentrasi dan perhatian kita selama pendakian.
Pasar adalah tempat untuk aktivitas jual beli. Kalau ativitas jual beli dilakukan di ata gunung maka bisa jadi dapat disebut sebagai pasar.
Di puncak Gunung Lawu, khususnya saat hari minggu atau malam satu syura, ternyata ada juga orang yang melakukan aktivitas berjualan di puncak gunung Lawu. Beberapa penjual makanan ringan dan bakso menjajakan dagangannya bagi para pendaki yang naik ke puncak dalam jumlah yang relatif banyak. Sosok para penjual dan pembelinya jelas manusia karena mereka bukan setan yang bergentayangan.
Pasar setan diduga bukan satu fenomena yang benar – benar ada. Fenomena ini muncul karena kondisi daerah gunung yang mungkin menyebabkan terjadinya suasana yang terasa menyerupai suasana pasar sehari – hari. Wallahu Alam.
Meskipun tidak ada bukti fisik kuat yang mendukung keberadaan pasar setan ini, hal ini dapat kita gunakan untuk selalu mengingatkan para pendaki gunung agar senantiasa menjaga perilaku dan kehati – hatian selama perjalanan pendakian, baik saat sedang mendaki ataupun dalam perjalanan pulang.
Source: Belantara Indonesia
Keangkeran Pasar Setan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar