Bentangan padang rumput pun bisa membuat terpesona karena keindahannya layak dikagumi. Penasaran? datanglah di kawasan padang rumput di Semeru di Jawa Timur, tepatnya di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang terletak di 4 Kabupaten sekaligus yakni Pasuruan, Malang, Lumajang dan Probolinggo.
Semeru adalah adalah gunung tertinggi di Jawa yang tepatnya berada di ujung selatan gugusan pegunungan Bromo, Tengger dengan tinggi 3.676 Mdpl. Selama pendakian menuju puncak semeru, para pendaki akan disuguhi atraksi alam, termasuk padang rumput yang indah.
Ada dua padang rumput yang berada di jalur pendakian gunung Semeru, yakni padang rumput Jambangan dan Oro – oro Ombo. Padang rumput Jambangan berada di ketinggian 3200 Mdpl dengan tumbuhan seperti Cemara, Mentigi dan bunga Edelweis.
Karena tempatnya datar alias tidak bergelombang, Jambangan menjadi tempat favorit pada pendaki untuk beristirahat sambil menikmati udara sejuk. Disini, juga menjadi tempat ideal untuk mengabadikan Gunung Semeru dari kejauhan. Mahameru terlihat jelas menjulang tinggi dengan kepulan asap ke angkasa serta alur lahar pada seluruh tebing puncak yang mengelilingi berwarna perak.
Sedangkan padang rumput di Oro – oro Ombo membentang seluas 100 hektare. Tempat ini berada di lembah yang dikelilingi bukit – bukit gundul dengan tipe ekosistem asli tumbuhan rumput. Lokasinya berada di bagian atas tebing yang mengelilingi Ranu Kumbolo. Uniknya, padang rumput ini mirip sebuah mangkok berisikan hamparan rumput yang berwarna kekuning – kuningan. Pada waktu – waktu tertentu di beberapa sudut Oro – oro Ombo terendam air hujan.
Nama “Oro – oro Ombo” dalam bahasa Jawa memiliki arti “padang rumput yang luas”. Warga setempat dan para pendaki, sepakat bahwa panorama Oro – oro Ombo terindah kedua setelah puncak Semeru.
Keindahannya membuatnya menjadi tempat yang cocok untuk orang – orang yang ingin menenangkan pikiran karena banyak masalah.
Pohon pinus tumbuh sumbur di kawasan ini membuat pemandangannya tidak berbeda jauh dengan dataran savana di Eropa. Ketika musim hujan, padang rumput tampak hijau dan menjadi waktu terindahnya disepanjang musim yang ada di Indonesia. Titik – titik embun senantiasa berada di pucuk dedaunan. Menetes pelan dan memberikan nuansa eksotisme yang teramat sangat.
Sayangnya, pendakian ke puncak Semeru lebih baik dilakukan pada musim kemarau yakni bulan Mei, Juni, Juli, Agustus dan September. Mendaki di musim hujan sangat berbahaya karena sering terjadi badai dan tanah longsor.
Sedikitnya ada 2 jalur pendakian Semeru. Jalur pertama adalah yang biasa dipakai oleh pendaki lokal. Jalurnya cukup curam dengan melintasi Gunung Ayek – ayek. Pada awalnya perjalanan Anda akan landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan alang – alang. Jalur ini akan berujung di Ranu Kumbolo.
Jalur kedua adalah yang paling sering digunakan yakni Watu Rejeng dengan waktu tempuh 4 – 5 jam. Asyiknya, jalur ini sudah dikembangkan untuk kepentingan wisata sehingga lebih mudah, khususnya bagi para pendaki pemula. Anda tidak perlu khawatir kelelahan, karena di setiap perjalanan terdapat shelter yang biasanya digunakan untuk beristirahat sejenak.
Untuk mendaki Semeru, Anda bisa menuju Stasiun Kota Baru Malang. Sesampainya disana, naiklah angkot AMG, ADL dan turun di Terminal Arjosari Malang. Selanjutnya naik angkot warna putih jurusan Arjosari – Tumpang. Dari pasar Tumpang perjalanan dilanjutkan dengan naik jeep atau truk ke Ranu Pane selama 2 jam dengan biaya Rp. 30 ribu per orang atau menyewa kendaraan dengan tarif Rp. 450 ribu.
Source: Belantara Indonesia
Bentangan Padang Rumput Di Semeru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar